Rabu, 18 Januari 2017

Misteri Kemurnian Hati

Misteri Kemurnian Hati

Misteri Kemurnian Hati
وما امروا الا ليعبدوا الله مخلصين له الدين
Diriwayatkan dari sahabat Hudzaifah bin Yaman beliau berkata; “Saya bertanya kepada Rasulullah Saw tentang apakah itu ikhlas?”. Rasul menjawab: “Saya telah bertanya pada Jibril tentang apakah itu ikhlas? Dan Jibril menjawab; “Saya telah bertanya pada Allah ‘Azza wa Jalla tentang apakah itu ikhlas? Dan Allah menjawab; “Ikhlas adalah satu rahasia dari beberapa rahasiaku. Aku menitipkannya (ikhlas) di hati hamba-hambaku yang mencintaiku. (Fathul Bari 4/109).
Apa sih Ikhlas itu?
Para ulama’ dan ahli haqiqat berbeda pendapat dalam menjelaskan apa itu ikhlas. Imam Qusyairi mendefinisikan ikhlas dengan “Menyendirikan Allah dzat yang haq sebagai tujuan, dengan meniatkan segala ketaatannya sebagai bentuk taqarrub pada Allah bukan pada yang lain, semisal; berbuat karena makhluq, mengharap pujian manusia, atau sesuatu lain yang selain mendekatkan diri pada Allah.”
Ada juga yang mendefinisikan, ikhlas adalah memurnikan pekerjaan dari pandangan makhluk. Dalam artian tidak peduli saat dipuji maupun dicela, tidak berpaling pada apa-apa yang ada pada mereka, dan juga tidak merasa senang bila ada yang memperhatikan perbuatannya. Inilah tanda-tanda keikhlasan seorang hamba.

Keikhlasan adalah segalanya
Ke-ikhlas-an adalah asal dari semua ketaatan. Tanpanya amal akan sia-sia, dan dengannya amal sedikit jadi berharga. Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda yang memiliki amal sedikit, meski sedikit pemuda itu memurnikan niatnya ketika mengerjakan amal itu. Hanya untuk Allah, bukan yang lain! Hingga suatu ketika malaikat hafadzah naik dan melaporkan amal pemuda tersebut. Lantas Allah menjawab laporan malaikat itu seraya berkata; “catatlah dia dalam golongan hambaku yang berada di surga tertinggi. Sebab yang ia kehendaki dalam amalnya hanyalah diriku”.
Begitulah, Allah tidaklah memandang kuantitas dari amal seorang hamba. justru keikhlasan dalam beramallah yang menjadi barometer kualitas amal seseorang.

Misteri Kemurnian Hati

Tingkatan keikhlasan
Dari beberapa tanda-tanda keikhlasan, samanya reaksi diri terhadap pujian dan celaan orang lain adalah derajat ikhlas yang pertama, yaitu selamat dari riya’. Sedangkan derajat ikhlas yang lebih tinggi adalah tidak memandang amal yang telah dilakukan. Sehingga tidak lagi memikirkan apa manfaat dan bahaya amal yang ia perbuat.

Derajat ke-ikhlas-an yang paling tinggi adalah tidak mempedulikan pahala apa yang akan didapat dengan amalnya itu. Baik pahala saat di dunia ataupun di akhirat. Ikhlas memang sulit. Namun bila kita terus melatih diri kita, bukan tak mungkin ke-ikhlas-an justru akan menjadi watak dan karakter diri.

0 komentar:

Posting Komentar