Kalangan santri pondok pesantren pasti tak
akan lepas dari lingkungan dan trdisi belajar, musyawarah dan diskusi; sebuah
budaya yang sangat mendukung kegiatan belajar di pesantren. Berikut beberapa
teladan dai ulama’ salaf mengenai kiat-kiat belajar yang dianjurkan syri’at
Islam.
Berwuduk
Sebelum belajar kita disunahkan berwudu’ agar
badan kita suci dari hadas kecil. Sebab, ilmu adalah cahaya yang cahaya itu
akan berlipat ketika badan dalam keadaan suci. Sebagaimana dijelaskan,
“Bahwasanya Imam as-Sarakhsi perna mengulang-ulang pelajarannya sedangkan dia
dalam keadaan sakit perut, maka dia mengambil air wudu’ dalam semalam sebanyak
tujuh belas kali.” (Lihat: Kitab Ta’limul Muta’allim)
Membaca Basmalah
Disunahkan membaca basmalah sebelum membuka
kitab agar yang kita kerjakan mendapat barakah. Kesunahan basmalah ini bukan
hanya dalam muthala’ah saja akan tetapi juga di setiap pekerjaan baik.
Hal ini berlandaskan Hadis Nabi “Setiap sesuatu yang tidak dimulai bacaan
basmalah, maka akan terputus barakahnya.” (HR. Abu Daud dan Hakim)
Menghadap Kiblat
Agar belajar kita mendapatkan keutamaan dan
pahala, maka sebaiknya menghadap kiblat dikarenakan menjadi tumpuhan bagi umat
Islam dalam beribadah kepada Allah, seperti shalat, haji dan lainnya. Selain
itu arah kiblat merupakan arah yang paling mulia dan paling patut dibuat acuan
dalam melakukan hal baik.
Membaca Do’a Belajar
Sebelum memulai belajar seyogyanya kita
berdo’a terlebih dahulu agar apa yang kita pelajari sesuai dengan yang
diteladankan oleh ulama’ salaf. Do’a adalah senjata ampuh bagi orang mukmin. Di
antara do’a belajar yang diteladankan oleh ulama’ salaf adalah yang berbentuk
niat dibawah ini:
نوبت التعلم لإعلاء كلمات الله
Tawassul Kepada Pengarang
Ketika membaca do’a seyogyanya kita bertawassul kepada pengarang
agar yang kita pelajari bisa nyambung (Jawa. red) kepada pengarangnya.
Akan tetapi jika pengarangnya non muslim, maka tidak perlu bertawassul karena
tawassul kita akan sia-sia. Tawassul dilakukan karena apa yang kita pelajari
bermuara dari pengarangnya, karenany kita harus membalas jasa beliau dengan
bertawassul dan menghadiahkan bacaan al-Fatihah, sehingga ilmu itu bisa kita
serap seutuhnya dan mendapat barakah dari pengarangnya.
Dibaca
dan Diulangi
Setelah itu kita mulai membuka kitab atau buku
yang kita pelajari dengan menggunakan tangan kanan. Sebab, sesuatu yang baik
itu seyogyanya dikerjakan melalui yang kanan dulu. Pelajaran tadi kita baca
dengan tenang dan khusyuk mulai depan sampai belakang dengan mengikuti urutan
yang kita dapatkan dari guru, dibaca dan diulang-ulangi sampai hafal.
Membaca Do’a Ikhtitam (Penutup)
Setelah pelajaran tadi dihafal dan
diulang-ulang sampai benar-benar tertancap di hati kita, maka dianjurkan untuk menutupnya
dengan bacaan do’a dengan harapan sesuatu yang kita pelajari itu tertanam dalam
benak hati yang bisa diingat kapan dan di mana saja ketika dibutuhkan. Semoga bermanfaat .....
masyaallah tulisannya, bagus banget. pengen kenal deh sama kaka
BalasHapus