Kamis, 06 Oktober 2016

Sejarah Puasa Asyura di Bulan Muharram



Sejarah Puasa Asyura di Bulan Muharram

Hari ‘Asyura adalah hari agung di bulan yang paling mulia setelah bulan ramadan, tepat pada tanggal 10 Muharram. Pada hari tersebut Allah menyelamatkan nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam dan Bani Israil dari pengejaran Fir’aun dan bala tentaranya di Laut Merah. Untuk mensyukuri nikmat tersebut, kaum Yahudi diperintahkan untuk melaksanakan puasa ‘Asyura. Dalam hadits disebutkan :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ: قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَدِينَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «مَا هَذَا؟»، قَالُوا: هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى الله بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ، فَصَامَهُ مُوسَى، قَالَ: «فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ»، فَصَامَهُ، وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. متفق عليه
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tiba di Madinah, maka beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa hari ‘Asyura. Beliau bertanya kepada mereka: “Ada apa ini?”
Mereka menjawab, “Ini adalah hari yang baik. Pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka. Maka Nabi Musa berpuasa pada hari ini.”
Nabi shallallalhu ‘alaihi wa salam bersabda, “Saya lebih layak dengan nabi Musa dibandingkan kalian.” Maka beliau berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan para shahabat untuk berpuasa ‘Asyura.”(HR. Bukhari dan Muslim)
            Banyak kejadian luar biasa yang terjadi pada tanggal 10 muharram, diantaranya:
·        Nabi Adam bertaubat kepada Allah dan dipertemukan dengan Siti Hawa..
·        Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
·        Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama enam bulan.
·        Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud.
·        Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa.
·        Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara.
·        Penglihatan Nabi Ya’kub yang kabur dipulihkkan Allah.
·        Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya.
·        Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam.

·        Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah.
·        Nabi Sulaiman dikaruniakan Allah kerajaan yang besar.
·        Nabi Isa diangkat ke langit.
·        Nabi Muhammad saw. terbebas dari racun orang-orang Yahudi.
·        Hari pertama Allah menciptakan alam.
·        Hari Pertama Allah menurunkan rahmat.
·        Hari pertama Allah menurunkan hujan.
·        Allah menjadikan 'Arsy.
·        Allah menjadikan Luh Mahfuz.
·        Allah menjadikan alam.
·        Allah menjadikan Malaikat Jibril.

Sejarah puasa Tasu’a
        Mengenai puasa Tasu’a, nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
pernah melakukannya akan tetapi rasulullah menetapkannya. Sebagaimana dalam hadits disebutkan :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ» قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ، حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. رواه مسلم
Dari Abdullah bin Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata: “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  melakukan puasa ‘Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk berpuasa ‘Asyura, maka para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, ia adalah hari yang diagungkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani.”
Maka beliau bersabda, “Jika begitu, pada tahun mendatang kita juga akan berpuasa pada hari kesembilan, insya Allah.”Ternyata tahun berikutnya belum datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim)
Keutamaan puasa Tasu’a dan ‘Asyura
1.      Wujud syukur kepada Allah yang telah menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang beriman dari kejahatan orang-orang kafir, yaitu selamatnya Nabi Musa dan Harun ‘alaihimas salam bersama Bani Israil dari kejahatan Fir’aun dan bala tentaranya. Sebagaiman hadits yang telah disebutkan di atas.
2.      Meneladani nabi Musa, Harun dan Muhammad  ‘alaihimus shalatu was salam, yang berpuasa pada hari ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
3.      Meneladani para sahabat radhiyallahu ’anhum yang melakukan puasa ‘Asyura, bahkan melatih anak-anak mereka untuk melakukan puasa ‘Asyura. Hadits yang menyebutkan hal ini telah disebutkan di atas.
4.      Menghapuskan dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya, selama kesyirikan dan dosa-dosa besar dijauhi.
Dari Abu Qatadah Al-Anshari radhiyallahu ’anhu  bahwasanya:
وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ؟ فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ»   رواه مسلم
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura, maka beliau bersabda: “Ia dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu.”(HR. Muslim no. 1162)
Tingkatan puasa Tasu’a dan ‘Asyura
Para ulama menjelaskan ada tiga tingkatan terkait puasa Tasu’a dan ‘Asyura:
·        Puasa satu hari saja yaitu pada hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
·        Puasa dua hari, yaitu hari Tasu’a dan hari ‘Asyura. Hadits-haditsnya telah disebutkan di atas.
·        Puasa tiga hari, yaitu sehari sebelum ‘Asyura (yaitu hari Tasu’a), hari ‘Asyura dan sehari setelahnya (tanggal 11 Muharram). Pendapat disunahkan puasa sehari setelah ‘Asyura ini didasarkan kepada sebuah riwayat dari Ibnu Abbas. Hanya saja  bukan bukan sabda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam melainkan perkataan Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dan sanadnya lemah.
Meski demikian ia bisa dibolehkan berdasarkan keumuman hadits-hadits yang menganjurkan puasa tiga hari setiap bulan. Misalnya hadits,
قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ: ” صَوْمِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، وَصَلَاةِ الضُّحَى، وَلَا أَنَامُ إِلَّا عَلَى وِتْر.    رواه أبو داود, أحمد, أبو يعلى الموصلي, وعبدالرزاق
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu   berkata; “Kekasihkau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) berwasiat kepadaku dengan tiga hal; puasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan tidak tidur kecuali setelah melakukan shalat witir.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Abu Ya’la, Abdur Razzaq dan Ibnu Khuzaimah, hadits shahih)


0 komentar:

Posting Komentar