Selasa, 31 Januari 2017

Ngalap Berkah Dengan Air Hujan

TABARRUKAN PADA AIR HUJAN

TABARRUKAN PADA AIR HUJAN
Di bawah Ka’bah, tepatnya di bawah saluran airnya , Lelaki yang mulia di mata para Salafi itu, membasahi bajunya dengan air itu dan mengambilnya sebagai air minum sebagai bentuk mengambil barakahnya air hujan yang melewati Ka’bah. Perbuatannya tersebut, sontak membuat polisi-polisi yang tadi sempat melarang Kaum Muslimin di sekitar Ka’bah untuk mengambil air itu dengan alasan syirik menjadi malu dan pergi.
Beliau adalah Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, yang dikenal dengan julukan Syaikh Ibnu Sa'di. Beliau termasuk orang penting yang kharismatik dalam kalangan Wahabi, sebuah sekte yang menyebut dirinya salafi. Salafi-Wahabi terkenal senang mensyirikan segala perbuatan yang bersifat ngalap berkah karena mereka mengira itu perbuatan menyembah selain Allah.
*****
Cerita bermula dari kaum muslimin Hijaz yang berebutan mengambil air hujan yang mengucur melalui saluran air Ka’bah untuk ngalap barakah, kemudian perbuatan tersebut dilarang oleh polisi pamong praja Saudi yang memang Orang Wahabi. Kaum muslimin mengadukan larangan tersebut pada Al-Imam Al-Sayyid 'Alwi bin Abbas Al-Maliki Al-Hasani, ayahanda Abuya al-Sayyid Muhammad bin 'Alwi al-Maliki, atau kakek dari Sayyid Ahmad al-Maliki al-Hasani yang sedang mengajar di Masjidil Haram. Sayyid ‘Alwi berpendapat hal itu boleh dan silahkan untuk terus melakukannya. Setelah mendapat rekomendasi dari beliau, berbondong-bondonglah kaum muslimin Hijaz melakukan apa yang yang sebelumnya dilarang tanpa mempedulikan polisi pamong praja.
Polisi tersebut akhirnya mengadukan hal itu pada Syaikh Ibnu Sa’di. Syaikh Ibnu Sa’di mendatangi Sayyid ‘Alwi untuk tabayun soal fatwa diperbolehkannya mengalap barakah dari air yang mengalir melalui saluran air di Ka’bah itu.  Beliau menjawab pertanyaan Syaikh Ibnu Sa’di bahwa air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu memiliki dua barakah.
Barakah yang pertama, berkah yang diturunkan dari langit
Dalilnya adalah firman Allah dalam surat Qaf: وَنَزَّلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً مُبَاركَاً. (ق : ٩)
"Dan Kami turunkan dari langit air yang mengandung berkah." (QS. 50:9).
Barakah yang kedua, barakah yang datang dari Ka’bah itu sendiri.
Allah juga berfirman mengenai Ka'bah:
 إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا. (آل عمران : ٩٦)
"Sesungguhnya rumah yang pertama kali diletakkan bagi umat manusia adalah rumah yang ada di Bekkah (Makkah), yang diberkahi (oleh Allah)." (QS. 3:96).
Berkat penjelasan dari beliau, Syaikh Ibnu Sa’di tersadarkan oleh dua ayat ini. Dan atas permintaan dari Sayyid ‘Alwi, Syaikh Ibnu Sa’di akhirnya mau untuk mengalap barakah dari air hujan yang mengalir dari saluran air di Ka’bah itu.

0 komentar:

Posting Komentar