Selasa, 06 Desember 2016

Kerancuan Pemikiran dalam Islam


Banyak orang mengira bahwa Islam Liberal telah mati atau setidaknya dalam kondisi menghembuskan nafas terakhir. Sehingga sibuk mengurusi seabrek pendapat kontroversialnya sudah tidak lagi urgen. Sejak awal Islam Liberal tumbuh dari rahim yang tidak sehat dan lahir di tengah-tengah kita dalam keadaan prematur sehingga kerap kali pandangan Islam Liberal tidak matang.
Syekh Abu Umar Usamah al-‘Atibi menyatakan bahwa pandangan syubhat pertama kali yang mendarah daging dalam tubuh Islam Liberal ialah firman yang berbunyi  “Allah SWT menghendaki hambanya untuk berselisih. Sehingga, segala upaya untuk mempersatukan mereka adalah bentuk penolakan terhadap iradah Allah”. Pandangan ini begitu kuat mengakar dalam tubuh Islam Liberal yang kemudian menjadi media untuk menggiring opini berbagai pihak agar menerima perbedaan secara mutlak mulai dari lini kehidupan sampai masalah kebebasan beragama.
Memahami Iradah Allah mengenai keniscayaan perbedaan tentu tidak semudah keterangan diatas. Iradah Allah terbagi dua: Iradah Kauniah (hukum alam) dan Iradah Syar’iyah (Sesuai syariat). 1). Iradah kauniyah merupakan kehendak Allah SWT menciptakan sesuatu tanpa harus ada rida seperti penciptaan Iblis dan kufur. Semua itu tercipta bukan berarti di ridai melainkan karena mengandung hikmah yang tersembunyi, setidaknya menguji manusia dan memberitahukan kebaikan melalui keburukan. 2). Iradah Syar’iyah, yaitu iradah yang tentu disertai rida pada apa yang Allah I ciptakan, namun tidak menjadi keharusan bagi Allah SWT untuk menciptakannya seperti firman Allah I
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا (27)  [النساء: 27، 28]
Ayat ini menerangkan bahwa seorang hamba Allah SWT yang dikehendaki untuk beriman serta diterima taubatnya dan Allah SWT rida padanya. Namun bukan meniscayakan semua manusia yang beriman dan bertaubat sekalipun Allah SWT . Diantara mereka tetap ada yang kafir dan masuk neraka. Jadi, tidak semua sesuatu yang Allah SWT ridai pasti tercipta dengan sendirinya begitu pula sebaliknya. Sehingga tidak bisa jika kemudian Islam Liberal memaksa untuk menerima semua pandangan yang tak searah hanya dengan berdalih perbedaan niscaya atau iradah kauniyah secara umum.
Intinya Iradah syar’iyah tetap melarang kita untuk bermaksiat, kafir, fasik dan sebagainya. Kita tetap wajib mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah SWT sesuai syariat. Adapun mengenai Iradah kauniyah Allah SWT yang menjadikan hambanya kafir semua itu berdasarkan hikmah semisal Allah SWT memberitahu orang Islam akan bahaya dan kejahatan Khawarij dengan menciptakan Khawarij. Bisakah mewaspadai bahaya dan kejahatan Khawarij jika mereka sendiri tahu siapa itu Khawarij ?.
Dari sini jelas bahwa seluruh pandangan rancu Islam Liberal yang terus berkembang hingga kini sejak awal terlahir dari pemahaman pincang, tidak syamil dan memandang sebelah mata. Dari akar inilah Islam Liberal kemudian memunculkan pandangan ranting lanjutan, diantaranya, semua agama benar, tidak ada kebenaran mutlak, agama jangan ikut campur urusan politik, kesetaraan gender dan semacamnya. Hal ini tidak lain karena agama yang mereka pahami sebelah mata atau lebih pasnya dengan kaca mata kuda.


0 komentar:

Posting Komentar