Minggu, 16 April 2017

Satu Mimpi Satu Barisan

Satu Mimpi Satu Barisan

Satu Mimpi Satu Barisan
Islam merupakan ajaran fendomental yang tidak pernah lekang oleh masa dan waktu. Ajaran didalamnya langsung warid dari Rasulullah SAW. Walau demikian, masih banyak kelompok-kelompok yang enggan akan keberadaan Islam bahkan benci akan Islam. Akhir-akhir ini banyak kejadian yang memojokkan Islam yang mengundang emosi umat Islam. Berbagai cara dilakukan hingga kemudian terjadilah aksi bela Islam. Habib Rizieq Sihhab sebagai panutan sekaligus pemimpin umat Islam selalu berjuang dalam garis satu mimpi satu barisan. Semua tiada lain kecuali menjunjung tinggi nama Islam dan membela tanah air. Kelompok umat Islam yang berada dibawah naungan beliau selalu mensupport dan mendukung perjuangan beliau.
Asal muasal kekacauan umat Islam berawal dari seorang non muslim {AHOK} yang menghina kesucian ayat-ayat al-Qur’an dipulau seribu mengenai larangan memilih non muslim sebagai pemimpin. Hingga banyak dari para ulama’ yang menyerukan untuk tetap dalam satu barisan menggapai mimpi dan tujuan menjunjung tinggi nama Islam dan membela tanah air.
Hampir semua literatur fikih menerangkan mengenai kewajiban membela tanah air dari ancaman musuh bisa dikatakan mencapai level ijmak. Dalam jenjang dasar-dasar bangunan hukum Islam ijmak menempati posisi setelah al-Qur’an dan sunnah. Tidak terdapat perselisihan antara ulama mengenai kewajiban berjihad melawan ancaman musuh. Dalam kitab Nihayatul-Muhtaj,  Ar-Ramli menyatakan bahwa jika orang kafir memasuki negeri Islam pada sebuah jarak yang tidak diperbolehkan mengqashar sholat, penduduk negeri tersebut wajib berjihad membela wilayah mereka dari serangan musuh. Kewajiban ini juga berlaku bagi mereka yang asalnya tidak wajib perang. Seperti orang fakir, anak-anak, hamba sahaya, orang yang terlibat hutang, dan wanita.
Satu Mimpi Satu Barisan

Dalam surat An-Nisa’ Ayat 66 dijelaskan “Dan sesungguhnya kalau kami perintahkan kepada mereka “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu” niscaya mereka tidak akan melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka” . Ayat ini dengan tegas menunjukkan kesetaraan antara pembunuhan dan pengusiran dari tanah air . Hal ini menunujukkan bahwa kecintaan terhadap tanah air memang merupakan sesuatu yang secara alamiah tertanam dalam jiwa setiap orang. Sehingga takutnya seseorng untuk meninggalkan tanah airnya setara dengan ketakutannya terhadap kematian. Itulah sebabnya, ketika membahas ayat ini, al-Imam ar-Razi dalm Tafsir al-Kabir[15/165] menyatakan bahwa, dengan demikian, Allah menyetarakan antara kematian dan berpisah dengan tanah air. Jadi, dengan demikian bagi siapapun tanah air adalah suatu yang penting bagi jiwa, amat bermakna, dan karena itu kecintaaan terhadap tanah air bukanlah hal yang mengada-ngada atau sia-sia.

Konklusi
Satu Mimpi Satu Barisan, adalah slogan umat islam untuk tetap dalam satu bingkai menjunjung tinggi nama Islam dan membela tanah air. Pendeknya, apa-apa yang dijelaskan diatas adalah sebagian kecil dari kejadian-kejadian yang terjadi pada umat Islam. Dengan demikian, setiap suatu yang dilakukan umat Islam terkait dengan Islam merupakan sebuah perjuangan demi membela islam dan tanah air. Semoga bermanfaat.


Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar