Satu Mimpi Satu
Barisan
Islam merupakan ajaran
fendomental yang tidak pernah lekang oleh masa dan waktu. Ajaran didalamnya
langsung warid dari Rasulullah SAW. Walau demikian, masih banyak
kelompok-kelompok yang enggan akan keberadaan Islam bahkan benci akan Islam.
Akhir-akhir ini banyak kejadian yang memojokkan Islam yang mengundang emosi
umat Islam. Berbagai cara dilakukan hingga kemudian terjadilah aksi bela Islam.
Habib Rizieq Sihhab sebagai panutan sekaligus pemimpin umat Islam selalu
berjuang dalam garis satu mimpi satu barisan. Semua tiada lain kecuali
menjunjung tinggi nama Islam dan membela tanah air. Kelompok umat Islam yang
berada dibawah naungan beliau selalu mensupport dan mendukung perjuangan
beliau.
Asal muasal kekacauan umat Islam
berawal dari seorang non muslim {AHOK} yang menghina kesucian ayat-ayat
al-Qur’an dipulau seribu mengenai larangan memilih non muslim sebagai pemimpin.
Hingga banyak dari para ulama’ yang menyerukan untuk tetap dalam satu barisan
menggapai mimpi dan tujuan menjunjung tinggi nama Islam dan membela tanah air.
Hampir semua literatur fikih
menerangkan mengenai kewajiban membela tanah air dari ancaman musuh bisa
dikatakan mencapai level ijmak. Dalam jenjang dasar-dasar bangunan hukum Islam
ijmak menempati posisi setelah al-Qur’an dan sunnah. Tidak terdapat
perselisihan antara ulama mengenai kewajiban berjihad melawan ancaman musuh. Dalam
kitab Nihayatul-Muhtaj, Ar-Ramli
menyatakan bahwa jika orang kafir memasuki negeri Islam pada sebuah jarak yang
tidak diperbolehkan mengqashar sholat, penduduk negeri tersebut wajib berjihad
membela wilayah mereka dari serangan musuh. Kewajiban ini juga berlaku bagi
mereka yang asalnya tidak wajib perang. Seperti orang fakir, anak-anak, hamba
sahaya, orang yang terlibat hutang, dan wanita.
Dalam surat An-Nisa’ Ayat 66
dijelaskan “Dan sesungguhnya kalau kami perintahkan kepada mereka “Bunuhlah
dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu” niscaya mereka tidak akan
melakukannya kecuali sebagian kecil dari mereka” . Ayat ini dengan tegas
menunjukkan kesetaraan antara pembunuhan dan pengusiran dari tanah air . Hal
ini menunujukkan bahwa kecintaan terhadap tanah air memang merupakan sesuatu
yang secara alamiah tertanam dalam jiwa setiap orang. Sehingga takutnya seseorng
untuk meninggalkan tanah airnya setara dengan ketakutannya terhadap kematian.
Itulah sebabnya, ketika membahas ayat ini, al-Imam ar-Razi dalm Tafsir
al-Kabir[15/165] menyatakan bahwa, dengan demikian, Allah menyetarakan antara
kematian dan berpisah dengan tanah air. Jadi, dengan demikian bagi siapapun
tanah air adalah suatu yang penting bagi jiwa, amat bermakna, dan karena itu
kecintaaan terhadap tanah air bukanlah hal yang mengada-ngada atau sia-sia.
Konklusi
Satu Mimpi Satu Barisan, adalah
slogan umat islam untuk tetap dalam satu bingkai menjunjung tinggi nama Islam
dan membela tanah air. Pendeknya, apa-apa yang dijelaskan diatas adalah
sebagian kecil dari kejadian-kejadian yang terjadi pada umat Islam. Dengan
demikian, setiap suatu yang dilakukan umat Islam terkait dengan Islam merupakan
sebuah perjuangan demi membela islam dan tanah air. Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar