Seorang Muslim wajib
meyakini bahwa Nabi Ibrahim AS merupakan salah satu utusan Allah SWT. Wajib juga baginya berkeyakinan bahwa Nabi Ibrahim AS dan rasul yang lainnya dijaga oleh Allah SWT dari segala kesalahan dan dosa.
Akan tetapi muncul
tanda tanya besar di benak kita, bukankah Nabi Ibrahim AS pernah mencari Tuhannya sebagaimana disebutkan dalam
surah al-An’am ayat 17-78? Jika demikian, maka Nabi Ibrahim AS pernah kafir.
Sebelum kita pahami
ayat tersebut, perlu kita ketahui pelanggaran-pelanggaran umat terdahulu.
Syaikhul Islam Ibnu Taymiah dalam kitab at-Tawasshul wal-Washîlah mengatakan: “Orang-orang
musyrik yang disebutkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya r , asalnya dari dua
kelompok kaum; kaumnya Nabi Nuh dan kaum Nabi Ibrahim. Kaum Nuh, asal
kesyirikan mereka adalah pemujaan terhaadap kuburan orang-orang saleh. Lalu
mereka buat patung-patung berbentuk wajah orang saleh itu, kemudian mereka
menyembahnya. Sementara kaum Ibrahim, asal kesyirikan mereka adalah peribadatan
kepada bintang-bintang, matahari, dan bulan.”
Adapun berhala yang diagungkan umat Nabi Ibrahim AS adalah sebagai
simbol dari benda-benda langit tersebut, sebagaimana umat Nabi Nuh AS membuat berhala
untuk melambangkan orang saleh yang mereka sembah.
Mengenai kisah Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam
ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkomentar, “Yang benar,
bahwa Ibrahim AS, pada posisi itu
beliau sedang berdebat dengan kaumnya. Beliau menjelaskan kebatilan aqidah
mereka dan kesyirikan mereka, berupa penyembahan terhadap simbol-simbol dan
patung-patung. Allah I menyebutkan di
bagian pertama, Ibrahim u berdebat dengan ayahnya untuk menjelaskan
kesalahannya menyembah berhala.”
Di samping itu, pencarian Tuhan tidak bisa dilakukan
dengan melihat alam. Manusia tidak mungkin mampu mengenal Tuhannya hanya dengan
melihat benda langit. Hal itu hanya akan menyebabkan kesyirikan. Karena manusia
hanya akan mengenal Tuhannya dengan hidayah dari Allah SWT. Ketika semuanya
terbenam dan tak berbekas, Ibrahim AS berkata; “Sesungguhnya
jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang
sesat.” (QS. Al-An’am: 77).
Nabi Ibrahim AS tidak mungkin
berkata demikian, padahal proses pencarian Tuhan itu belum usai. Ini
menunjukkan ketika Nabi Ibrahim u menyampaikan
perumpamaan itu, beliau telah mengenal Tuhannya.
Uraian di atas kiranya cukup untuk dijadikan pegangan
bahwa Nabi Ibrahim AS tidak pernah kafir.
Allah SWT juga menegaskan
bahwa Nabi Ibrahim AS telah mendapatkan
bimbingan dari-Nya sehingga dia dapat mengenal Tuhannya. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya
telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim u hidayah kebenaran
sebelum (Musa dan Harun), dan adalah mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah),
ketika Ibrahim u berkata kepada
bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah
kepadanya?.” (QS. Al-Anbiya: 51 – 52)
Ayat ini juga menjadi salah satu alasan Ibnu Katsir
dalam menyanggah keyakinan di atas.
Ma'sum Ahmadi/Tauiyah
0 komentar:
Posting Komentar