Minggu, 08 Oktober 2017

IBRAHIM AS BUKAN PENCARI TUHAN

IBRAHIM AS BUKAN PENCARI TUHAN
Seorang Muslim wajib meyakini bahwa Nabi Ibrahim AS merupakan salah satu utusan Allah SWT. Wajib juga baginya berkeyakinan bahwa Nabi Ibrahim AS dan rasul yang lainnya dijaga oleh Allah SWT dari segala kesalahan dan dosa.

Akan tetapi muncul tanda tanya besar di benak kita, bukankah Nabi Ibrahim AS pernah mencari Tuhannya sebagaimana disebutkan dalam surah al-An’am ayat 17-78? Jika demikian, maka Nabi Ibrahim AS pernah kafir.

Sebelum kita pahami ayat tersebut, perlu kita ketahui pelanggaran-pelanggaran umat terdahulu. Syaikhul Islam Ibnu Taymiah dalam kitab at-Tawasshul wal-Washîlah mengatakan: “Orang-orang musyrik yang disebutkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya r , asalnya dari dua kelompok kaum; kaumnya Nabi Nuh dan kaum Nabi Ibrahim. Kaum Nuh, asal kesyirikan mereka adalah pemujaan terhaadap kuburan orang-orang saleh. Lalu mereka buat patung-patung berbentuk wajah orang saleh itu, kemudian mereka menyembahnya. Sementara kaum Ibrahim, asal kesyirikan mereka adalah peribadatan kepada bintang-bintang, matahari, dan bulan.”

Adapun berhala yang diagungkan umat Nabi Ibrahim AS adalah sebagai simbol dari benda-benda langit tersebut, sebagaimana umat Nabi Nuh AS membuat berhala untuk melambangkan orang saleh yang mereka sembah.

Mengenai kisah Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkomentar, “Yang benar, bahwa Ibrahim AS, pada posisi itu beliau sedang berdebat dengan kaumnya. Beliau menjelaskan kebatilan aqidah mereka dan kesyirikan mereka, berupa penyembahan terhadap simbol-simbol dan patung-patung. Allah I menyebutkan di bagian pertama, Ibrahim u  berdebat dengan ayahnya untuk menjelaskan kesalahannya menyembah berhala.”

Di samping itu, pencarian Tuhan tidak bisa dilakukan dengan melihat alam. Manusia tidak mungkin mampu mengenal Tuhannya hanya dengan melihat benda langit. Hal itu hanya akan menyebabkan kesyirikan. Karena manusia hanya akan mengenal Tuhannya dengan hidayah dari Allah SWT. Ketika semuanya terbenam dan tak berbekas, Ibrahim AS berkata; “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” (QS. Al-An’am: 77).

Nabi Ibrahim AS tidak mungkin berkata demikian, padahal proses pencarian Tuhan itu belum usai. Ini menunjukkan ketika Nabi Ibrahim u menyampaikan perumpamaan itu, beliau telah mengenal Tuhannya.

Uraian di atas kiranya cukup untuk dijadikan pegangan bahwa Nabi Ibrahim AS tidak pernah kafir. Allah SWT juga menegaskan bahwa Nabi Ibrahim AS telah mendapatkan bimbingan dari-Nya sehingga dia dapat mengenal Tuhannya. Allah SWT berfirman:
 “Sesungguhnya telah Kami anugerahkan kepada Ibrahim u hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah mengetahui (keadaan)nya. (Ingatlah), ketika Ibrahim u berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadah kepadanya?.” (QS. Al-Anbiya: 51 – 52)
Ayat ini juga menjadi salah satu alasan Ibnu Katsir dalam menyanggah keyakinan di atas.

Ma'sum Ahmadi/Tauiyah
Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar