25 Desember merupakan hari di mana pada hari itu banyak
kita temukan pohon cemara berhiasan lampu terpajang di mal-mal, toko-toko
swalayan pun tak ketinggalan melakukan hal yang sama. Di tanggal yang sama pula
banyak kasir-kasir, petugas-petugas yang mengenakan topi berwarna merah dan tak
jarang banyak badut-badut yang memakai topi yang sama dibalut dengan mantel
khas musim salju. Terminal bus pun tak ketinggalan, posko kemanan dengan
berhiaskan lampu-lampu. Semua itu hanya bisa disaksikan pada tanggal 25
Desember.
Mereka melakukannya bukan tanpa alasan, semua itu mereka
lakukan untuk merayakan kelahiran Nabi Isa u (Yesus menurut
mereka) yang konon katanya lahir bertepatan dengan tanggal dan bulan tersebut.
Namun, apakah keyakinan mereka itu dibenarkan oleh sejarah baik sejarah Islam
ataupun Kristen sendiri. Apakah memang benar bahwa Nabi Isa u dilahirkan pada
musim salju?
Dalam al-Qur’an tepatnya pada surah Maryam ayat 25,
disebutkan bahwa ketika Maryam melahirkan Nabi Isa u, beliau
diperintahkan oleh malaikat jibril untuk menggoyang pohon kurma agar pohon
kurma tersebut menjatuhkan buahnya yang sudah masak. Menurut petani kurma,
pohon kurma yang ketika digoyangkan akan menjatuhkan buahnya itu hanya terjadi
ketika suhu di daerah itu sangatlah panas dengan suhu 35-45 derajat celcius.
Dari fakta sejarah ini, dapat dipastikan bahwa Nabi Isa as dilahirkan pada
musim panas.
Dalam Injil Lukas 2:1-8 disebutkan bahwa, ketika Maryam
melahirkan Isa as
(Yesus), di daerah itu terdapat gembala-gembala yang tinggal di padang panjang
menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. Kejadian ini hanya terjadi
ketika musim panas datang, karena waktu malam merupakan waktu yang tepat bagi
para gembala untuk mengembalakan ternaknya, mengingat tingginya suhu pada siang
hari.
Menurut Matius 2:1, 10, 11, Nabi Isa u lahir dalam
masa pemerintahan raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun
37 SM- 4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh
orang-orang Majusi dari Timur. Kitab ini juga mengindikasikan kelahiran Nabi
Isa u tidak
mungkin bertepatan dengan musim dingin, mengingat Gemerlapan bintang hampir
tidak ditemukan ketika musim dingin.
Kedua Injil tersebut menggambarkan kelahiran Nabi Isa u ditandai
gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang terlepas bebas di padang rumput
beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan
kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan
domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari.
Sementara
itu Uskup Barns dalam Rise of Christianity seperti juga dikutip oleh Soleh A.
Nahdi berpendapat sebagai berikut:
”Kepercayaan,
bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti tidak ada buktinya. Kalau
kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu dimana gembala-gembala waktu
malam menjaga di padang di dekat Betlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di
musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali
sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak
perbantahan tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun
300 Masehi”
Lantas, untuk siapa perayaan natal pada 25 Desember?
(y)
BalasHapus