Selasa, 11 Oktober 2016

Suami, Surga Seorang Istri

Ketentraman hidup berumah tangga adalah anugerah Allah Subhanahu Wata’ala yang diberikan kepada hamba-Nya setelah nikmat Islam dan iman. Cinta, kasih sayang serta ketentraman hidup dalam berumahtangga adalah idaman bagi setiap pasangan suami istri.
Sosok yang menjadi pilar terpenting bagi kebahagiaan hidup berumahtangga adalah seorang istri. Yaitu bila ia sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam;

 إِنَّمَا الدُّنْياَ مَتَاعٌ، وَلَيْسَ مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا شَيْءٌ أَفْضَلُ مِنَ الْمَرْأَةِ الصَّالِحَ.  رواه ابن ماجه

 “Hanyalah dunia ini semata kesenangan. Dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih utama daripada seorang istri yang sholihah.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam suatu riwayat, Nabi Dawud alaihissalam pernah berkata; seorang istri yang jelek akhlak dan agamanya,  maka bagi suaminya ia laksana beban berat yang dipikul oleh seorang lelaki yang sudah renta. Sedangkan seorang istri yang sholihah bagaikan mahkota yang terbuat dari permata yang menyenangkan bila dipandang mata.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, diceritakan oleh sahabat Hushain bin Mihshan radhiyallahu  ‘anhu bahwa bibinya pernah mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya selesai,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepadanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi: “Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?” ia menjawab, “Saya tidak pernah mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.” Beliau bersabda:
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ. رواه أحمد
“Perhatikanlah posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu.” (HR. Ahmad)

Dalam diatas, telah ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam tentang sangat agungnya kedudukan suami dihadapan istrinya. Bahwa suami adalah Surga atau neraka istrinya. Artinya bila seorang istri berbakti kepada suaminya maka Surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya bila seorang istri durhaka kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya. Maka sangat mudah bagi seorang wanita untuk mendapat surga dan juga sangat mudah pula bagi seorang wanita untuk mendapat neraka.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;

لإِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan ta’at kepada suaminya, niscaya akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu mana saja yang kamu inginkan’.”

Begitu agungnya hak seorang suami yang ada pada istrinya, sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;

لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلَوْ أَنَّ رَجُلًا أَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ تَنْقُلَ مِنْ جَبَلٍ أَحْمَرَ إِلَى جَبَلٍ أَسْوَدَ وَمِنْ جَبَلٍ أَسْوَدَ إِلَى جَبَلٍ أَحْمَرَ لَكَانَ نَوْلُهَا أَنْ تَفْعَلَ. رواه ابن ماجه

“Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya. Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari gunung ahmar menuju gunjung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib untuk melakukannya.” (HR. Ibnu Majah)

Mentaati dan Menjaga Kehormatannya

Dianta hak-hak  istri kepada suaminya adalah mentaatinya, menjaga, merawat rumah dan anak-anaknya, menjaga kehormatan dan harta benda suaminya, tidak mengizinkan orang lain memasuki rumahnya kacuali orang yang mendapat izin dari suaminya, tidak keluar rumah kecuai dengan seizinnya, berpenampilan menarik dan berdandan yang cantik di hadapan suami, berusaha mencari keridhoan suami  yang itu merupakan ciri-ciri wanita Surga yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam;

أَلَاْ أُخْبِرُكُم بِرِجَالِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! النَّبِي فِي الجَنَّةِ ، وَالصِّدِّيقُ فِي الجَنَّةِ ، وَالشَّهِيدُ فِي الجَنَّةِ ، وَالمَوْلُودُ فِي الجَنَّةِ ، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ المِصْرِ – لَاْ يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ – فِي الجَنَّةِ .أَلَاْ أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ ، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي فِي يَدِكَ ، لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ حتَّى تَرضَى.  رواه النسائي

“Maukah aku beritahukan kepada kalian laki-laki penghuni Surga? Para Nabi di Surga, orang-orang yang jujur di Surga, orang yang mati syahid di Surga, anak yang terlahir (mati) di Surga, seorang lelaki yang mengunjungi saudaranya di belahan kota, yang dia mengunjunginya karena Allah, di Surga. Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian wanita ahli Surga? Yaitu setiap istri yang penuh cinta kepada suami serta penyayang kepada anaknya, yang ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘inilah tanganku berada ditanganmu, aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku.” (HR. Nasa’i)

Beda halnya dengan laki-laki dan para suami, yang mana mereka harus beramal dengan gigih untuk meraih Surga. Ia harus menjadi salah seorang shiddiqin (orang yang selalu berbuat jujur), mereka harus manjadi seorang sholihiin (orang yang sholih), dituntut untuk menjadi syuhada’ (orang yang mati syahid) bila ingin mendapatkan  kemudahan untuk masuk Surga. Dan ia juga harus bersikap adil terhadap istrinya, dan itu tidaklah mudah.

Karena itulah, sikap istri terhadap suami menentukan posisinya di Surga atau di neraka. Tidak hanya di akhirat, di dunia kalau dia taat dan berbakti kepada suamiya,maka dia akan mendapat kebahagiaan dan ketentraman hidup di dunia dan rumah tangganya. Namun sebaliknya, jika dia mendurhakai suaminya, maka hari-harinya akan berisi laknat dari Allah SWT. Na’udzu billa min dzalik




0 komentar:

Posting Komentar