Ketentraman hidup berumah tangga adalah anugerah Allah Subhanahu
Wata’ala yang diberikan kepada hamba-Nya setelah nikmat Islam dan iman.
Cinta, kasih sayang serta
ketentraman hidup dalam
berumahtangga adalah idaman bagi setiap pasangan suami istri.
Sosok yang
menjadi pilar terpenting bagi kebahagiaan hidup berumahtangga adalah
seorang istri. Yaitu bila ia sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassallam;
إِنَّمَا الدُّنْياَ مَتَاعٌ، وَلَيْسَ مِنْ مَتَاعِ الدُّنْيَا شَيْءٌ
أَفْضَلُ مِنَ الْمَرْأَةِ الصَّالِحَ.
رواه ابن ماجه
“Hanyalah dunia
ini semata kesenangan. Dan tidak ada kesenangan dunia yang lebih utama daripada
seorang istri yang sholihah.” (HR. Ibnu Majah)
Dalam suatu riwayat, Nabi Dawud alaihissalam pernah
berkata; seorang istri yang jelek akhlak dan agamanya, maka bagi suaminya ia laksana beban berat yang dipikul oleh
seorang lelaki yang sudah renta. Sedangkan
seorang istri yang sholihah bagaikan mahkota yang terbuat dari permata yang
menyenangkan bila dipandang mata.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad, diceritakan
oleh sahabat Hushain bin Mihshan radhiyallahu ‘anhu bahwa bibinya pernah mendatangi Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam untuk suatu keperluan. Setelah urusannya
selesai,Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun bertanya kepadanya:
“Apakah kamu mempunyai suami?” ia menjawab, “Ya.” Beliau bertanya lagi:
“Bagaimanakah sikapmu terhadapnya?” ia menjawab, “Saya tidak pernah
mengabaikannya, kecuali terhadap sesuatu yang memang aku tidak sanggup.” Beliau
bersabda:
فَانْظُرِي أَيْنَ أَنْتِ مِنْهُ فَإِنَّمَا هُوَ جَنَّتُكِ وَنَارُكِ. رواه أحمد
“Perhatikanlah posisimu terhadapnya. Sesungguhnya yang
menentukan surga dan nerakamu terdapat pada (sikapmu terhadap) suamimu.”
(HR. Ahmad)
Dalam diatas,
telah ditegaskan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam
tentang sangat agungnya kedudukan suami dihadapan istrinya. Bahwa suami adalah
Surga atau neraka istrinya. Artinya bila seorang istri berbakti kepada suaminya
maka Surga Allah akan selalu menantinya. Sebaliknya bila seorang istri durhaka
kepada suaminya, maka nerakalah ancamannya. Maka sangat mudah bagi seorang
wanita untuk mendapat surga dan juga sangat mudah pula bagi seorang wanita
untuk mendapat neraka.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassallam bersabda;
لإِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ
فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ
الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Apabila seorang istri melaksanakan shalat lima waktu,
berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan ta’at kepada suaminya,
niscaya akan dikatakan kepadanya; ‘Masuklah kamu ke dalam syurga dari pintu
mana saja yang kamu inginkan’.”
Begitu agungnya hak seorang suami yang ada pada istrinya,
sehingga Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda;
لَوْ أَمَرْتُ أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ
أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا وَلَوْ أَنَّ رَجُلًا أَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ تَنْقُلَ
مِنْ جَبَلٍ أَحْمَرَ إِلَى جَبَلٍ أَسْوَدَ وَمِنْ جَبَلٍ أَسْوَدَ إِلَى جَبَلٍ أَحْمَرَ
لَكَانَ نَوْلُهَا أَنْ تَفْعَلَ. رواه ابن ماجه
“Sekiranya aku boleh memerintahkan seseorang sujud kepada
orang lain, maka akan aku perintahkan seorang isteri sujud kepada suaminya.
Sekiranya seorang suami memerintahkan isterinya untuk pindah dari gunung ahmar
menuju gunjung aswad, atau dari gunung aswad menuju gunung ahmar, maka ia wajib
untuk melakukannya.” (HR. Ibnu Majah)
Mentaati dan Menjaga Kehormatannya
Dianta hak-hak istri
kepada suaminya adalah mentaatinya, menjaga, merawat rumah dan anak-anaknya,
menjaga kehormatan dan harta benda suaminya, tidak mengizinkan orang lain memasuki
rumahnya kacuali orang yang mendapat izin dari suaminya, tidak keluar rumah
kecuai dengan seizinnya, berpenampilan menarik dan berdandan yang cantik di
hadapan suami, berusaha mencari keridhoan suami
yang itu merupakan ciri-ciri wanita Surga yang disabdakan oleh
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam;
أَلَاْ أُخْبِرُكُم بِرِجَالِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! النَّبِي فِي الجَنَّةِ
، وَالصِّدِّيقُ فِي الجَنَّةِ ، وَالشَّهِيدُ فِي الجَنَّةِ ، وَالمَوْلُودُ فِي الجَنَّةِ
، وَالرَّجُلُ يَزُورُ أَخَاهُ فِي نَاحِيَةِ المِصْرِ – لَاْ يَزُورُهُ إِلَّا لِلَّهِ
– فِي الجَنَّةِ .أَلَاْ أُخبِرُكُم بِنِسَائِكُم فِي الجَنَّةِ ؟! كُلُّ وَدُودٍ وَلُودٍ
، إِذَا غَضِبَت أَو أُسِيءَ إِلَيهَا أَو غَضِبَ زَوجُهَا ، قَالَت : هَذِه يَدِي
فِي يَدِكَ ، لَاْ أَكْتَحِلُ بِغُمضٍ حتَّى تَرضَى. رواه النسائي
“Maukah aku beritahukan kepada kalian laki-laki penghuni
Surga? Para Nabi di Surga, orang-orang yang jujur di Surga, orang yang mati
syahid di Surga, anak yang terlahir (mati) di Surga, seorang lelaki yang
mengunjungi saudaranya di belahan kota, yang dia mengunjunginya karena Allah,
di Surga. Dan maukah aku tunjukkan kepada kalian wanita ahli Surga? Yaitu
setiap istri yang penuh cinta kepada suami serta penyayang kepada anaknya, yang
ketika suaminya marah kepadanya ia berkata, ‘inilah tanganku berada ditanganmu,
aku tidak bisa tidur memejamkan mata sehingga engkau ridho kepadaku.” (HR.
Nasa’i)
Beda halnya dengan laki-laki dan para suami, yang mana
mereka harus beramal dengan gigih untuk meraih Surga. Ia harus menjadi salah
seorang shiddiqin (orang yang selalu berbuat jujur), mereka harus manjadi
seorang sholihiin (orang yang sholih), dituntut untuk menjadi syuhada’
(orang yang mati syahid) bila ingin mendapatkan kemudahan untuk masuk Surga. Dan ia juga harus
bersikap adil terhadap istrinya, dan itu tidaklah mudah.
Karena itulah, sikap istri terhadap suami menentukan
posisinya di Surga atau di neraka. Tidak hanya di akhirat, di dunia kalau dia
taat dan berbakti kepada suamiya,maka dia akan mendapat kebahagiaan dan
ketentraman hidup di dunia dan rumah tangganya. Namun sebaliknya, jika dia
mendurhakai suaminya, maka hari-harinya akan berisi laknat dari Allah SWT. Na’udzu
billa min dzalik
0 komentar:
Posting Komentar