BAWALAH ANAK ANDA MENGELILINGI DUNIA
Sangatlah
logis jika Allah mengawali percakapan melalui wahyuNya yang diturunkan kepada
nabi muhammad dengan perintah “membaca”. Sangatlah banyak hal faidah membaca
baik yang transparan atau yang bisa dirasakan setelah lama kita menggeluti
pekerjaan mulya ini.
Salah
satu faidahnya adalah dengan membaca kita bisa mengelilingi dunia. Bisa
dikatakan buku - sebuah alat yang mengantarkan kita pada pekerjaan membaca ini-
adalah alat klasik untuk seorang bisa menambah wawasan keilmuan, sebab “buku
sama kedudukannya dengan dunia”, begitulah apa yang pernah dikatakan oleh Friendich
Von Logau (1604-1655): die welt ein buchnya. Berperang dengan buku,
memompa diri dengan buku dan menambah pengetahuan dengan buku. Perkataan ini
kemudian dikuatkan kembali oleh pengakuan seorang penulis lokal kita
agus........., ketika dia dahulu diperintah gurunya untuk menuliskan cerita
perjalan liburannya, yang mana ia sangatlah tidak mungkin berlibur seperti
teman-teman sekolahnya, sebab ia harus menggantikan kedudukan ayahnya untuk menjadi
penjaga toko disetiap waktunya bisa menikmati liburan sekolah. Inisiatif muncul darinya, setiap ia berlibur ia tetap
menjaga toko dan setiap hari pula ia membaca buku-buku. Hingga ia bisa
bercerita bagaimana elok pulau-pulau jepang, bagaimana orang-orang jerman dan
bagaimana ia mengunjungi beberapa negara yang ia kunjungi dari beberapa tulisan
pada buku yang telah ia hatamkan.
Membaca
adalah salah satu cara untuk menghindari diri dari penyakit yang akan menyerang
sarang otak seperti yang dikatakan seorang peneliti dari henry ford health
system, Dr. C.Edward Coffey. Dengan membaca ia akan mempunyai komitmen
tinggi pada masa depan yang baik (vision priciple), pandangan hidup (world
view) serta memiliki track record atau catatan perjalan sesuai
sesuai dengan harapan Allah dan rosulnya.
Malahirkan
komitmen diri tidak akan hadir ketika seoseorang tidak mempunyai keluasan
pikiran. Dan hal ini tidak bisa hadir kecuali dengan menggeluti dunia baca -Baik
membaca dalam lintas tulisan, ataupun dunia yang ia lihat dan ia dengar-.
Lantas wajibkah seorang wanita membaca?
Perintah
membaca dan untuk selalu memompa keluasan intlektual adalah perintah yang terarah
kepada setiap individu manusia. Tidak memandang kaya, miskin, bersekolah,
ataupun tidak. Dan yang paling inti adalah ia pria ataupun wanita.
Dan rosulullah
pernah bersabda “mencari ilmu adalah kewajiban bagi kaum laki-laki dan
perempuan” dan dalam hadits masyhur yang sering kita denganr nabi juga bersabda
“carilah ilmu walaupun kenegri cina”. Mencari ilmu dan bahkan hingga kenegri
cina adalah hal yang sangat mungkin bagi seorang wanita seperti apa yang pernah
diakui oleh agus.......... membaca adalah menciptakan kedamaian bagi keluarga
dan keamanan bagi wanita itu sendiri. Apalagi di zamanpost modern, ketika gadget
sudah menyediakn berbagai kebutuhan dan alat komunikasi yang dulu hanya bisa
ditempu dalam waktu berminggu-minggu saat ini sudah bisa ditempuh sejurus
nafasnya berhembus.
Membaca
bagi wanita bukan hanya sebuah fardhu kifayah atau sosial reponsibility baginya,
namun membaca adalah kewajiban bagi
setiap individu wanita itu sendiri, yang mana ia mempunyai kewajiban besar
mendidik dan membina keluarga.
Selain
itu fungsi wanita di mata dunia sangatlah besar. Memang benar ketika seorang
penulis lokal kita menulis disalah satu akun sosialnya, bahwa “Wanita berasal
dari tulang rusuk, maka tak layak bagnya kemudian dijadikan sebagai tulang
punggung (bagi keluarganya sendiri.pen)”.
Namun,
kedudukan wanita tetap sangatlah besar, karena ia adalah sebuah ladang yang
kemudian dari nyalah tumbuh dan berkembang beberapa tumbuhan dengan hasil
bermacam-macam. Bahkan peran seorang wanita sebelum ia melahirkan anaknya sudah
sangatlah berperan seperti apa yang dikatakn oleh banyak pakar kedokteran barat
mengatakan “anak seringkali mengikuti kebiasaan ibu semenjak ia ada dalam
kandungan”. Betapa besar tanggung jawab seorang wanita, berpotensi besarlah
anak yang ia didik.
Kemudian
Syekh Abu sulaiman ad-Daroni berkata mengenai sosok wanita yang diharapkan
agama yang kemudian darinyalah diharapkan generasi yang besar pula. Ia berkata
”istri solehah tidaklah termasuk (cinta)
dunia, sebab dia dapat membuatmu konsentrasi untuk akhirat, dengan mengatur
rumah tangga”.
Ada
dua 2 kewajiban dan dua hal yang telah wanita dapat secara tidak langsung
disaat ia menekuni dunia baca. Pertama, wanita itu telah memenuhi
kewajiban dirinya atas perintah agama untuk mencari ilmu, terutama yang sangat
dibutuhkan baginya. Yang kedua berarti ia telah benar-banar mempunyai
niatan besar dan siap dalam setiap detik nafasnya untuk menjadi sosok istri
solehah dan seorang ibu panutan bagi anak-anaknya. Wanita kutu buku inilah yang
kemudian bisa dibahasakan “perpustakaan bagi anak sendiri”, Baik ketika anak mengalami
masalah dalam proses belajarnya disekolah atau proses menjalani kehidupan
dengan menghadirkan beberapa pemikiran darinya dari hasil apa yang telah lama
ia baca dan cerita-cerita yang bisa dijadikan ibroh atau pelajaran bagi sianak.
Seorang
penyair arab menggubah syair:
# اعددت شعبا طيب العراق الام مدرسة
اذا اعددتها
“Ibu
adalah tempat belajar (madrasah pertama bagi anak) “ jika kau persiapkannya
(Dengan baik)# berarti kau persiapakan generasi yang baik pekertinya”.
So,
bagi para wanita mari membaca dan membaca dengan niatan menghilangkan kewajiban
bagi dirinya dan dengan niatan besar bahwa “aku” wanita tersebut bercita-cita
menjadikan sosok pemuda sukses dimasa mendatang. Dan ingatlah perkataan William
James “penemuan terbesar dari generasi saya adalah bahwa seseorang bisa
mengubah kehidupannya dengan mengubah pikirannya”. Marilah rubah kebiasaan
mengoperasikan sosmed dan lainnya kepada perubuahn merubah mindset dengan
selalu membaca untuk sebuah harapan baik bagi generasi penerus kita. jadilah
wanita kutu buku. Dan selamat mengelilingi dunia dan membawa anak-anak anda
untuk mengelilingi dunia pada buku-buku yang pernah anda baca. Jadikan guru
mereka adalah buku bukan hanya berguru pada layar televisi yang sering kali
merusak kebiasaan dan mindset manusia terutama anak kita yang seharusnya kitalah
yang mendidiknya.
0 komentar:
Posting Komentar